"Saya rasa Manohara sudah matang. Daripada berbuat yang tidak diinginkan ataupun sampai terjadi zina, lebih baik saya nikahkan," ungkap Daisy di Kantor Komnas Perempuan, Jakarta, Kamis (23/4).
"Saya juga melihat Tengku sebagai orang yang sholeh dan bagus. Saya rasa ibu manapun akan mengijinkannya menikah dengan anaknya. Tapi jika kemudian berubah setelah menikah di luar kemampuan saya sebagai ibu. Saya tak menyangka akan begini jadinya," tambahnya setengah menyesal.
Meski menikah, saat Mano tetap meneruskan sekolahnya, hingga menyelesaikan pendidikan setingkat SMA. Itu pun merupakan prasyarat yang diajukannya kepada keluarga kerajaan.
"Dia home schooling hingga lulus SMA. Tapi sebelum menikah saya syaratkan agar Mano tetep melanjutkan study-nya. Dan itu disetujui oleh mereka," tegasnya.
Sementara perihal penyiksaan fisik, Daisy tidak membantah adanya informasi seperti itu, meski kenyataan itu sulit dibuktikan. Namun demikian, dirinya akan terus berusaha untuk mengumpulkan bukti-bukti pendukung. "Memang saya mendapatkan info seperti itu, tapi kita masih perlu bukti. Yang jelas kekerasan fisik dan mental baru dugaan, masih mengumpulkan bukti," ungkapnya.
"Tapi saya tahu psikis Mano tertekan karena dalam diary-nya Mano sempat menulis curahan hatinya. Dia menulis 'Saya menikah dengan kamu karena cinta, tapi jangan perlakukan kami sebagi propertimu. Jangan anggap orang Indonesia bisa dibeli.' Intinya Mano tetap minta dihargai sebagai perempuan," pungkasnya sambil berusaha menahan tangis.
No comments:
Post a Comment